Sabtu, 17 April 2010

life = art (?)

untuk pertama kalinya selama masa "teen", yang hingga akhirnya menginjak "twenteen", saya menonton sebuah pentas seni tari budaya. Acara bertajuk "Topeng Nusantara" tersebut dipentaskan di Taman Ismail Marzuki, dan dengan menggunakan kata kunci "mahasiswa UI" saya berhasil masuk dengan tiket cuma-cuma.

jujur, saya memang kabur mengenai tari-tarian. namun, saya tidak sama sekali buta. dalam acara itu, dipentaskan tari-tarian dari beberapa daerah di nusantara, dan kesemuanya menggunakan topeng. konsep yang digunakan dalam pementasan tari topeng tersebut menarik dan menggunakan teater sebagai alur cerita. sehingga tidak monoton tari-tarian dari awal hingga akhir.

dalam pentas tersebut, dikisahkan seorang pemuda anti bu daya, yang sama sekali tidak tahu akan budaya indonesia. oke, ini adalah salah satu dampak dari globalisasi. kembali lagi ke pemuda tersebut, pada suatu ketika, kala ia sedang mempelajari gerakan tarian hip-hop, ia menemukan sebuah buku mengenai budaya indonesia, dimana di dalamnya menceritakan mengenai tari topeng. yang menarik adalah, di sekitar pemuda tersebut selalu terdapat empat penari teater yang seluruh tubuhnya berbalur cat putih. mereka melakonkan ekspresi yang berbeda, ada yang gagah, lemah, pemalu, dan pandir. kesemuanya itu menyimbolkan alam bawah sadar si pemuda tersebut. ketika si pemuda membuka buku itu, mereka semua mendekat, dan kemudian sebuah topeng melayang-layang di dekat pemuda itu. keempat penari teater itu menari semakin cepat, seolah mendorong pemuda itu memakainya.
saat topeng dipakai, pemuda itu tanpa sadar kemudian menari, menyesuaikan dengan topeng yang ia pakai.

yah, begitulah alurnya. saat satu tarian selesai, si pemuda itu muncul kembali, diikuti keempat penari putih, kemudian memakai topeng yang berbeda, tiba-tiba menari sesuai dengan topeng, lalu kelompok penari topeng muncul, setelah selesai si pemuda muncul lagi, dan seterusnya hingga selesai. dan kemudian, di akhir, si pemuda sadar bahwa tanpa ia sadari bahwa ia bukanlah seseorang tanpa budaya. ia tinggal di negeri yang sangat kaya akan budaya. hanya saja, karena pengaruh budaya asing, budaya bangsa menjadi luput dari perhatiannya.
hal tersebut sangat kentara dalam kehidupan nyata. jangankan orang lain, saya sendiri pun mengalaminya. namun, beruntung saya tidak sama sekali tidak mengenal budaya indonesia. saya miris pada sistem pendidikan sekarang, yang cenderung membuang ilmu budaya indonesia dalam mata pelajaran tersendiri. untungnya tidak demikian dengan UI.

setelah acara berakhir, saya sempat berbicara dengan project officer dari acara ini. dan saya sangat menyukai pendapat beliau mengenai seni itu sendiri.
"seni itu hidup saya"

singkat namun mengena.
seni itu inheren. semua pribadi manusia memilikinya.
saat seorang manusia berpikir, manusia itu menciptakan seni.
saat seorang manusia bertindak, manusia itu juga menciptakan seni.
dan, saat seorang manusia bernapas, ia juga sedang menciptakan seni...

seni


seni


seni



indonesia pun demikian...
hidup indonesia adalah seni budaya indonesia..
dengan demikian...
keeksistensian indonesia ditentukan dengan keeksistensian seni budaya indonesia...
jika generasi muda kita sendiri melupakan budayanya sendiri, sebagai bangsa indonesia, maka indonesia cepat atau lambat akan segera mati...

mengapa?

karena hidup indonesia bergantung pada seni budaya indonesia..

tidak sayang-kah kita dengan indonesia, tempat kita selama ini berpijak?
atau kita memilih untuk murtad, meninggalkannya, hingga akhirnya indonesia hanyalah sebuah nama, tanpa adanya sebuah kehidupan di dalamnya?

0 comments:

Posting Komentar